BOMBANA, BeraniNews.com – Isu seputar Motif Rapa Dara yang sempat memicu perdebatan di sebagian kalangan masyarakat akhirnya mendapatkan titik terang. Kerukunan Keluarga Kabaena Bombana (KKKB) secara resmi menyerahkan pernyataan sikap kepada Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, M.Si, sebagai bentuk klarifikasi dan dukungan terhadap pelestarian motif khas tersebut.
Penyerahan dokumen berlangsung hangat di Rumah Jabatan Bupati Bombana, Kelurahan Lauru, Kecamatan Rumbia Tengah, Minggu (19/10) malam. Para tokoh asal Pulau Kabaena hadir secara langsung sebagai bentuk komitmen menjaga Motif Rapa Dara sebagai warisan budaya dan identitas masyarakat Moronene.
Ketua KKKB Bombana, Drs. Mohamad Subur, M.Si, menegaskan bahwa pernyataan sikap ini merupakan hasil musyawarah para tokoh adat, budayawan, dan intelektual muda asal Kabaena yang digelar di Rumbia, Kamis (15/10/2025) lalu.
Menurutnya, Motif Rapa Dara bukan sekadar corak kain, tetapi simbol yang memiliki makna mendalam dan menggambarkan keteguhan serta nilai-nilai luhur masyarakat Moronene.
“Motif Rapa Dara adalah simbol sarat makna yang layak dikembangkan dan dilestarikan sebagai karya budaya kontemporer. Ia mencerminkan identitas serta nilai luhur masyarakat Moronene Pulau Kabaena,” ujar Mohamad Subur.

Ia menjelaskan, munculnya pernyataan sikap ini didorong oleh keinginan menjaga persatuan di tengah perbedaan pandangan terkait motif budaya tersebut. Ia menekankan agar masyarakat Moronene tidak mudah terpecah hanya karena opini yang berbeda dari sebagian kecil pihak.
“Pernyataan ini lahir karena kita menginginkan agar suku Moronene jangan karena segelintir orang yang mau memecah belah kita. Kita sudah suku yang kecil, jangan sampai menjadi lebih kecil lagi. Bagaimana dengan Kabaena kalau kita terus terpecah?” tegasnya.
Mohamad Subur juga mengingatkan pentingnya memahami sejarah sebelum berasumsi. Ia menilai, generasi muda masa kini perlu menggali kembali akar budaya Moronene agar tidak kehilangan arah.
“Bagi keluarga yang tidak paham, berdiskusilah dan bertanyalah kepada penyintas budaya yang masih melewati masa-masa itu. Kita berharap lahir generasi milenial Moronene yang bisa mengangkat kearifan lokal agar menjadi referensi bagi generasi mendatang,” tuturnya.
Ia menambahkan, pelestarian budaya harus didukung dengan bukti dan catatan sejarah yang kuat. Karena itu, KKKB memberikan apresiasi terhadap para penulis Moronene yang aktif mendokumentasikan nilai-nilai budaya leluhur.
“Kita ingin suasana tetap sejuk. Boleh berbeda pendapat, tetapi tidak boleh berbeda dalam tujuan,” tambahnya.
Dalam Pernyataan Sikap yang diserahkan kepada Bupati Bombana, KKKB menegaskan bahwa Motif Rapa Dara telah memiliki hak kekayaan intelektual (HAKI) yang sah diakui oleh negara. Mereka menilai, pengembangan motif tersebut sejalan dengan visi Bupati Burhanuddin dalam menguatkan kebudayaan daerah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Melalui surat tertanggal 17 Oktober 2025, KKKB meminta pemerintah daerah bersama DPRD Bombana agar bersikap arif dalam menyikapi polemik seputar Motif Rapa Dara. Mereka berharap agar motif tersebut dipandang sebagai karya budaya yang memperkaya keberagaman, bukan sebagai sumber perpecahan sosial.
Para tokoh Kabaena yang hadir juga menyayangkan adanya larangan terhadap penggunaan Motif Rapa Dara di tengah masyarakat. Menurut mereka, tindakan itu bertentangan dengan semangat falsafah adat Moronene yang menjunjung tinggi persaudaraan dan saling menghormati.
Dalam kesempatan itu, mereka kembali mengingatkan pesan leluhur Moronene:
Meka to Towaani (saling menghargai),
Meka ma Masiako (saling menyayangi),
Mekasuu Suungi (saling bahu membahu), dan
Mekauda Udaniako (saling mengingatkan).
Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, M.Si, menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi tinggi kepada seluruh jajaran KKKB atas langkah bijak dan konstruktif dalam menyikapi isu budaya ini.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada KKKB yang telah memilih jalan musyawarah dan damai dalam menjaga warisan budaya kita. Sikap seperti ini menunjukkan kedewasaan dalam berbudaya,” ujar Bupati H. Burhanuddin.
Di akhir pertemuan, suasana haru dan penuh keakraban terasa ketika tokoh masyarakat, budayawan, dan perwakilan pemerintah saling berjabat tangan. Doa bersama menutup acara, diiringi semangat untuk terus memperkuat jati diri budaya Moronene.
Pertemuan itu bukan sekadar penyerahan dokumen, melainkan momentum penting yang menandai babak baru pelestarian budaya daerah. Melalui semangat kebersamaan, KKKB dan pemerintah sepakat untuk terus menghidupkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam Motif Rapa Dara, agar menjadi simbol persatuan dan kebanggaan seluruh masyarakat Bombana. (Red)






















































































