BOMBANA, BeraniNews.com – Laut Rumbia, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, berubah menjadi lautan merah putih pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Sebanyak 121 kapal nelayan dari berbagai kecamatan ikut ambil bagian dalam Pawai Nelayan Merah Putih, sebuah tradisi baru yang sarat makna kebangsaan dan cinta tanah air.
Momen ini menghadirkan pemandangan spektakuler. Deretan kapal nelayan yang dihias bendera Merah Putih dan ornamen kemerdekaan berlayar serentak mengitari perairan Kasipute. Antusiasme masyarakat pesisir terlihat jelas. Ribuan warga tumpah ruah menyaksikan dari tepian pantai, memberi sorak sorai saat setiap kapal melintas dengan gagah mengibarkan bendera kebangsaan.
Pawai ini lahir dari inisiatif nelayan Bombana yang ingin mempersembahkan sesuatu yang istimewa untuk bangsa di usia kemerdekaan ke-80. Solidaritas itu kemudian mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Bombana. Bahkan, Bupati Bombana Ir. H. Burhanuddin, M.Si bersama Wakil Bupati Ahmad Yani, S.Pd., M.Si, Penjabat Sekda Ir. Syahrun, ST., M.P.W.K., unsur forkopimda, Ketua dan Wakil Ketua TP-PKK serta beberapa kepala OPD ikut berlayar bersama nelayan. Kehadiran mereka memberi energi tersendiri bagi peserta dan penonton.
Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, M.Si dalam sambutannya menegaskan bahwa pawai ini lebih dari sekadar hiburan.
“Pawai Nelayan Merah Putih ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga pengingat bahwa nelayan adalah pahlawan ekonomi yang terus berjasa bagi daerah. Kami berkomitmen menjadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin setiap tahun agar semangat nasionalisme terus terjaga di kalangan masyarakat,” ujar H. Burhanuddin.
Dalam kesempatan itu, Bupati H. Burhanuddin menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme masyarakat pesisir yang telah berhasil menghadirkan pawai laut dengan penuh semangat kebangsaan. Ia menekankan bahwa kegiatan tersebut tidak hanya sebatas hiburan tahunan, tetapi sarat dengan pesan persatuan dan cinta tanah air.
“Pawai Nelayan Merah Putih memberi pesan kuat tentang persatuan dan nasionalisme. Ini membuktikan bahwa nelayan tidak hanya berperan dalam sektor ekonomi, tetapi juga menjadi teladan dalam menumbuhkan semangat kebangsaan. Pemerintah tentu akan terus mendukung agar kegiatan ini menjadi kebanggaan bersama,” tegasnya.
Bupati menambahkan, keterlibatan nelayan dalam pawai ini menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya dirasakan di pusat kota, tetapi juga mengakar kuat di wilayah pesisir. Menurutnya, partisipasi nelayan Bombana menjadi simbol bahwa laut dan masyarakat yang menggantungkan hidup darinya memiliki peran vital dalam menjaga identitas bangsa.
Dukungan juga datang dari Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Bombana, dr. Sunandar. Ia menjelaskan bahwa gelaran ini merupakan partisipasi murni dari masyarakat pesisir yang ingin merayakan kemerdekaan dengan cara berbeda.
“Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80, ini adalah partisipasi masyarakat pesisir yang secara spontan mengajukan diri untuk ikut memeriahkan perayaan melalui konvoi 121 perahu,” kata Sunandar.
Atmosfer kemeriahan semakin lengkap dengan semangat gotong royong warga dalam menyiapkan atribut kapal. Para nelayan menghiasi perahu dengan bendera, umbul-umbul, hingga kain merah putih yang menjuntai di tiang layar. Kreativitas itu membuat setiap kapal tampil unik, namun tetap menyatu dalam nuansa Merah Putih.
Menurut pengamatan BeraniNews.com, masyarakat yang hadir bukan hanya warga Kasipute, melainkan juga dari kecamatan lain. Banyak yang rela datang jauh-jauh demi menyaksikan momen bersejarah ini. Sejumlah orang tua tampak membawa anak-anak mereka, berharap bisa menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini.
Keberhasilan pawai ini menjadi bukti nyata bahwa semangat nasionalisme masih hidup dan berdenyut kuat di masyarakat pesisir. Lebih jauh, kegiatan tersebut menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan rakyat dalam menjaga warisan kemerdekaan.
Dengan partisipasi yang besar, Pawai Nelayan Merah Putih diprediksi akan menjadi agenda tahunan yang selalu ditunggu-tunggu. Tidak hanya sebagai ajang hiburan rakyat, tetapi juga simbol identitas Bombana sebagai daerah maritim yang bangga pada sejarah bangsa. (red)
