Konawe, BERANInews – Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor pariwisata berbasis masyarakat, Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bombana menyelenggarakan Workshop Pengembangan Desa Wisata Tahun 2025. Acara ini berlangsung selama tiga hari, tepatnya pada tanggal 19 hingga 21 Februari 2025, di salah satu vila yang terletak di Kabupaten Konawe. Kegiatan ini berhasil menghadirkan berbagai pihak terkait, termasuk perwakilan dari desa-desa di Bombana, pelaku usaha pariwisata lokal, sejumlah pejabat pemerintah setempat, serta pemangku kepentingan lainnya yang memiliki peran penting dalam pengembangan sektor pariwisata di wilayah tersebut.
Pembukaan acara dilakukan oleh Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, Belli Harli Tombili, SE., M.Si. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa pengelolaan desa wisata harus dilakukan dengan pendekatan yang profesional dan berorientasi pada keberlanjutan. Menurutnya, pengelolaan seperti ini sangat penting untuk memastikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan setempat.
“Begitu pentingnya pengelolaan desa wisata secara profesional dan berkelanjutan,” ungkap Belli dalam sambutannya, menekankan bahwa tanpa pendekatan yang matang, potensi pariwisata lokal tidak akan optimal.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bombana, Anisa Sri Prihatin, S.Sos., M.Si, menyampaikan bahwa tujuan utama workshop ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai strategi pengelolaan desa wisata yang berfokus pada keberlanjutan. Lebih lanjut, ia menjelaskan pentingnya meningkatkan daya saing pariwisata lokal agar desa-desa di Bombana dapat menjadi destinasi unggulan.
“Kami ingin membangun desa-desa di Bombana menjadi destinasi wisata unggulan yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat,” jelasnya dengan penuh optimisme.
Dalam rangka memperkaya wawasan peserta, workshop ini menghadirkan narasumber yang berasal dari berbagai latar belakang, baik akademisi maupun praktisi pariwisata. Narasumber yang berpartisipasi antara lain:
- Dr. Zulfadly Urufi, ST., M.Eng, seorang ahli utama dalam bidang perencanaan tata ruang dan wilayah kota dari Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung.
- Muh. Amari Amrin, STP., M.Si, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Industri dan Destinasi Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara.
- Ahmad Nizar, S.Kom, Ketua Asosiasi Desa Wisata Sulawesi Tenggara.
- A. Mujur, SH, yang merupakan Kepala Desa Sani-Sani dan mewakili Sulawesi Tenggara dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Selama workshop, para narasumber membahas berbagai materi yang relevan untuk pengembangan desa wisata. Beberapa topik yang menjadi fokus meliputi strategi pemasaran digital, pengelolaan homestay secara profesional, penguatan ekonomi kreatif lokal, serta pelestarian budaya dan lingkungan sebagai daya tarik utama pariwisata.
Para peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat menyambut kegiatan ini dengan antusias. Mereka berharap program seperti ini dapat dilanjutkan secara berkesinambungan. Salah satu peserta mengungkapkan bahwa pendampingan dan pelatihan semacam ini sangat membantu dalam memahami bagaimana desa wisata dapat dikelola dengan lebih baik.
“Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan, karena sangat bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas kami dalam mengelola desa wisata,” ujar salah satu peserta yang tidak ingin disebutkan namanya dengan penuh semangat.
Pemerintah daerah juga menegaskan komitmennya untuk terus memberikan dukungan, baik berupa kebijakan maupun fasilitas, guna mempercepat pengembangan desa wisata. Dengan adanya program ini, desa-desa wisata di Kabupaten Bombana diharapkan mampu berkembang lebih pesat dan menjadi destinasi pariwisata unggulan yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Di sisi lain, Kepala Desa Sani-Sani, A. Mujur, SH., yang menjadi salah satu narasumber, berbagi pengalaman tentang bagaimana desanya berhasil menjadi salah satu desa wisata terbaik di Sulawesi Tenggara. Menurutnya, keberhasilan ini tidak lepas dari kerjasama seluruh masyarakat desa dalam menjaga kebersihan, melestarikan budaya lokal, serta memanfaatkan teknologi untuk mempromosikan desa mereka.
“Kami bekerja bersama, bahu-membahu, agar desa kami bisa dikenal luas. Itu kunci keberhasilan kami,” ungkapnya.
Melalui workshop ini, diharapkan tercipta sinergi yang lebih kuat antara masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha pariwisata. Sinergi ini penting untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam pengembangan desa wisata dapat memberikan manfaat nyata, tidak hanya bagi sektor pariwisata, tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat setempat secara keseluruhan. Pemerintah Kabupaten Bombana melalui Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga pun berkomitmen untuk terus mendorong inovasi dan investasi di sektor ini sebagai bagian dari upaya menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan demikian, desa-desa wisata di Bombana diharapkan dapat menjadi contoh sukses dalam pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat di tingkat nasional. (red)