Kabaena, BeraniNews – Sulawesi Tenggara memiliki banyak destinasi wisata alam yang menawarkan pesona memukau. Salah satu destinasi tersebut dapat ditemukan di Kabupaten Bombana, yakni Desa Wisata Tangkeno. Tempat ini menyajikan suasana khas pedesaan dengan panorama alam yang memukau.
Secara administratif, Desa Wisata Tangkeno terletak di Desa Tangkeno, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Desa ini berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), memiliki udara yang sejuk, dan dijuluki “Negeri di Awan“. Di desa ini terdapat sebuah alun-alun bernama Plaza Tangkeno, yang menjadi tempat berkumpul wisatawan untuk menikmati pemandangan indah serta udara segar. Dari Plaza Tangkeno, wisatawan dapat menyaksikan Gunung Watu Sangia, laut, dan Pulau Sagori yang terlihat dari kejauhan.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bombana, Anisa Sri Prihatin, S.Sos., M.Si, Plaza Tangkeno menjadi salah satu daya tarik utama di desa ini.
“Di Desa Wisata Tangkeno ini ada sebuah alun-alun yang diberi nama Plaza Tangkeno. Tempat ini menjadi pusat berkumpulnya wisatawan yang ingin menikmati pemandangan indah dan udara sejuk. Plaza Tangkeno ini berhadapan langsung dengan Gunung Watu Sangia dan laut. Dari sini, kita juga bisa melihat Pulau Sagori,” ujarnya.
Wisatawan sering mengunjungi Desa Wisata Tangkeno untuk berfoto dan menikmati keindahan alam. Terlebih lagi, desa ini menggelar acara tahunan Festival Tangkeno setiap bulan September yang diadakan oleh Dinas Pariwisata. Festival ini menjadi momen yang dinantikan karena meriah dan memperkenalkan berbagai budaya lokal.
Desa Wisata Tangkeno juga mempertahankan budaya dan kearifan lokal, yang menjadi salah satu keunikan dan keunggulannya. Di sini, wisatawan dapat menjumpai puluhan rumah adat Suku Mornene yang masih berdiri kokoh, menjadi saksi sejarah dan budaya setempat. Selain itu, desa ini menawarkan area camping ground bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana alam secara lebih dekat.
Perjalanan menuju Desa Wisata Tangkeno cukup menantang namun sepadan dengan keindahan yang ditawarkan. Dari Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, perjalanan ke Bombana memakan waktu sekitar tiga jam dengan kendaraan darat. Setelah itu, wisatawan harus melanjutkan perjalanan dengan kapal motor selama empat jam dari Pelabuhan Kasipute di Bombana. Dari pelabuhan, perjalanan darat selama kurang lebih 45 menit dengan kendaraan roda empat atau dua akan membawa wisatawan sampai ke desa ini.
Dilansir dari wordpress.com, kekayaan pesona alam dan keunikan adat serta budaya di Desa Wisata Tangkeno diyakini mampu memanjakan mata wisatawan. Gugusan gunung yang menjulang, termasuk Gunung Watu Sangia yang merupakan puncak tertinggi kedua di Sulawesi Tenggara, menawarkan pemandangan alam dan matahari terbenam yang luar biasa.
“Pemandangan di sore hari dari Plaza Tangkeno sangat indah. Dari tempat ini kita bisa menyaksikan Gunung Watu Sangia, yang juga dikenal sebagai Gunung Kembar,” ujar Anisa.
Selain itu, Desa Wisata Tangkeno memiliki dua benteng peninggalan Belanda yang terletak di lokasi strategis dengan pemandangan alam menakjubkan. Benteng-benteng ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang tertarik pada sejarah. Ada juga Air Terjun Sangkona yang terletak sekitar 3,8 km di selatan desa. Air terjun ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua atau mobil off-road. Air terjun ini merupakan salah satu favorit wisatawan asing yang datang ke Desa Wisata Tangkeno. Airnya yang segar berasal dari aliran Sungai Lakambula, yang membelah Pulau Kabaena bagian barat.
Pesona lain dari Desa Wisata Tangkeno adalah Goa Batu Buri, yang menawarkan pengalaman eksplorasi alam yang seru bagi para pengunjung. Sementara itu, bagi para pendaki, Gunung Watu Sangia menjadi destinasi wajib dengan ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Perjalanan menuju puncak gunung ini memakan waktu sekitar 5-6 jam, namun keindahan pemandangan dari puncak membuat setiap langkah terasa sepadan.
“Sesampainya di puncak, kita akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa. Awan terasa begitu dekat, dan suasana alam memberikan pengalaman yang tak terlupakan,” tambah Anisa.
Menariknya, destinasi Desa Wisata Tangkeno telah mendapatkan hak merek atau hak paten dengan nama “Destinasi Wisata Tangkeno Negeri di Awan“. Hak merek ini diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemenkumHAM) Republik Indonesia pada tahun 2019 dengan nomor pendaftaran IDM000824516. Paten ini berlaku selama sepuluh tahun hingga 2029. Janariah, yang kala itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bombana, menerima hak merek ini sebagai bentuk pengakuan atas potensi besar dari destinasi wisata tersebut.
Dengan berbagai daya tarik yang ditawarkan, Desa Wisata Tangkeno tidak hanya menjadi ikon pariwisata Kabupaten Bombana, tetapi juga menjadi destinasi unggulan yang mampu bersaing di tingkat nasional. Dari keindahan alam hingga kekayaan budaya, desa ini memberikan pengalaman berwisata yang lengkap dan memuaskan bagi siapa saja yang berkunjung. (red)
