BOMBANA, BeraniNews.com – Pakaian Adat Moronene menjadi sorotan dalam upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Kabupaten Bombana, Selasa (28/10/2025). Momen itu tampak begitu berkesan ketika Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, M.Si, dan Ketua TP PKK, Hj. Fatmawati Kasim Marewa, S.Sos, tampil gagah dan anggun mengenakan setelan pakaian adat suku Moronene.
Penampilan keduanya bukan sekadar simbol seremonial, melainkan bukti kecintaan terhadap budaya lokal serta bentuk nyata komitmen menjaga jati diri daerah di tengah arus modernisasi.

Suasana halaman kantor Bupati Bombana pagi itu tampak semarak dan penuh warna. Para peserta upacara dari berbagai instansi dan organisasi kepemudaan pun mengenakan busana adat nusantara, mewakili kekayaan budaya dari berbagai etnis di Bombana. Meski beragam, nuansa kebersamaan terasa kuat, sejalan dengan tema nasional tahun ini: “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu.”
Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Bupati H. Burhanuddin sebagai pembina upacara. Turut hadir DPRD Bombana, Kapolres Bombana, Dandim 1413 Bombana, Kajari Bombana, Danposal Bombana, para Asisten, para Staf Ahli, para Kepala OPD, Kepala Pengadilan Agama Rumbia, ketua TP-PKK, Ketua Bhayangkari Bombana, Ketua Persit Kartika Candra Kirana Bombana, ketua Ikatan Adhyaksa Dharma Karini, para camat, organisasi kepemudaan, Organisasi Paguyuban, pelajar dan tamu undangan.

Kehadiran lengkap unsur Forkopimda memperkuat makna peringatan Sumpah Pemuda sebagai momen refleksi dan kebersamaan lintas elemen masyarakat.
Dalam momentum bersejarah ini, Bupati H. Burhanuddin menunjukkan bagaimana Pakaian Adat Moronene menjadi simbol penting dalam memperkuat identitas daerah.
“Pakaian adat bukan hanya busana seremonial, tapi cerminan nilai, filosofi, dan kebanggaan masyarakat Bombana,” ujar H. Burhanuddin kepada media ini usai kegiatan.

Bupati H. Burhanuddin juga menegaskan makna mendalam peringatan Sumpah Pemuda melalui pembacaan pidato Menteri Pemuda dan Olahraga RI. Ia menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga persatuan di tengah tantangan zaman.
“Hari ini kita memperingati Sumpah Pemuda ke-97, momen lahirnya kesadaran nasional bahwa pemuda dari berbagai daerah, suku, dan bahasa memiliki satu tujuan: Indonesia bersatu dan merdeka,”ujar Bupati dalam pidatonya.
Ia mengingatkan bahwa semangat 28 Oktober 1928 bukan hanya sejarah, melainkan api perjuangan yang harus terus dijaga oleh generasi masa kini.
“Pemuda Indonesia harus menjadi pelaku perubahan, bukan penonton. Gunakan kecerdasan dan kreativitas untuk membangun negeri ini,” tegasnya.
Dalam amanatnya, Bupati H. Burhanuddin juga menyoroti pesatnya perkembangan dunia digital. Ia menekankan agar pemuda Indonesia mampu beradaptasi dan tetap menjaga nilai-nilai persatuan.
“Perbedaan suku, agama, dan budaya bukan penghalang, tetapi kekayaan yang memperindah bangsa kita. Dengan persatuan, kita mampu menghadapi segala tantangan,” tuturnya.

Ia mengajak generasi muda untuk memanfaatkan teknologi secara positif.
“Gunakan media sosial untuk menyebarkan inspirasi, bukan kebencian. Jadilah pemuda yang membawa semangat persatuan di mana pun berada,” ucapnya.
Momentum Sumpah Pemuda, lanjutnya, menjadi ajang refleksi: apakah kita sudah berkontribusi nyata bagi bangsa ini atau hanya menjadi penonton di tengah perubahan.
“Saatnya kita buktikan bahwa generasi muda Bombana adalah generasi yang siap beraksi,” ajak Bupati dengan penuh semangat.
Penampilan Bupati Bombana dan Ketua TP PKK Bombana dengan Pakaian Adat Moronene menjadi pesan kuat bahwa mencintai budaya lokal adalah bagian dari pengabdian kepada bangsa.
Pakaian adat Moronene, dengan detail motif dan warna khas, mencerminkan karakter masyarakat Bombana yang tangguh, berani, dan berpegang teguh pada nilai-nilai luhur leluhur.

Semangat itu sejalan dengan ajakan Bupati di akhir pidatonya:
“Bangunlah Indonesia dari hal-hal kecil di sekitar kita. Jangan pernah berhenti mencintai Indonesia, karena dari cinta itulah lahir pengabdian dan ketulusan.”
Upacara Sumpah Pemuda di Bombana tahun ini pun menjadi lebih dari sekadar seremonial. Ia menjadi momentum memperkuat identitas kultural, semangat nasionalisme, dan kepemimpinan daerah yang berpihak pada pelestarian budaya.
Dengan tampil mengenakan Pakaian Adat Moronene, Bupati Bombana dan Ketua TP PKK tidak hanya menampilkan keindahan busana daerah, tetapi juga menyalakan kembali semangat mencintai budaya sendiri di tengah generasi muda Bombana. (Red)

































































