BOMBANA, BeraniNews.com – Harga gabah akhir tahun 2025 di Kabupaten Bombana terus merosot dan membuat petani semakin resah. Tidak stabilnya harga gabah terjadi setelah Bulog menghentikan pembelian gabah karena kuota tahun 2025 disebut telah tercapai. Kondisi ini membuat harga gabah fluktuatif dan pendapatan petani sawah menurun drastis.
Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, M.Si, tidak tinggal diam. Ia membawa langsung keluhan para petani Bombana kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Dalam rapat nasional Program Hilirisasi Komoditas Perkebunan di Auditorium Gedung F, Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, 22 September 2025, Bupati Bombana H. Burhanuddin mengungkapkan keresahan petani terkait harga gabah yang tidak sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP).
“Izin Pak Menteri — yang paling trend pada hari ini Pak, saya dapat kabar dari Kabupaten Bombana, petani kita, khususnya petani sawah, sekarang lagi mengeluh karena Bulog tidak lagi membeli karena kuotanya habis. Sehingga Bulog tidak lagi membeli padi sawah / padi petani. Sehingga harga mulai sudah terfluktuasi dan tidak sesuai harga gabah yang ditetapkan kementrian pertanian,” tegas H. Burhanuddin dalam forum tersebut.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman langsung merespons tegas.
“Bapak — Tidak ada istilah kuota habis. Harus jalan terus. Pemerintahan harus jalan terus. Kalau perlu menyurat lagi. Pak Dirjen, segera menyurat,” kata Amran.
Dalam konfirmasi terpisah kepada media ini, Bupati H. Burhanuddin menjelaskan bahwa langkahnya menyampaikan keluhan petani bukan sekadar formalitas.
“Saya ingin pemerintah pusat mendengar langsung persoalan harga gabah yang dialami petani Bombana. Kita berharap Bulog segera kembali membeli gabah petani agar harga stabil dan pendapatan mereka terjamin,” jelasnya.
Bupati menegaskan, pemulihan harga gabah ini sangat penting karena sebagian besar masyarakat Bombana bergantung pada sektor pertanian.
“Kalau harga gabah anjlok, daya beli masyarakat ikut turun. Tugas kami memastikan ekonomi petani tetap berputar. Itu sebabnya saya membawa isu ini langsung ke kementerian,” tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Bombana, Sarif, SH, menyatakan dukungannya terhadap langkah Bupati.
“Kami siap menindaklanjuti arahan Bupati. Setelah penyampaian ini, kami akan segera melakukan koordinasi dengan Bulog dan Kementerian Pertanian untuk memastikan harga gabah kembali normal,” kata Sarif kepada media ini.
Sarif berharap pemerintah pusat memberi perhatian khusus kepada petani Bombana agar harga gabah tidak terus tertekan.
Asmar (47), petani sawah asal Lameroro, Kecamatan Rumbia, menyambut positif perjuangan Bupati Bombana.
“Kami petani merasa senang karena Bupati langsung sampaikan keluhan kami ke Menteri. Harapan kami harga gabah kembali stabil. Kami tidak minta banyak, cukup harga gabah sesuai HPP supaya kami bisa menutup biaya tanam,” ungkapnya penuh harap.
Asmar berharap tindak lanjut dari pemerintah pusat segera dilakukan sebelum musim panen berikutnya tiba.
Turunnya harga gabah berdampak langsung pada pendapatan petani. Banyak petani mengaku kesulitan menutup biaya produksi. Jika kondisi ini terus dibiarkan, dikhawatirkan akan menurunkan minat petani untuk menanam padi di musim berikutnya.
Bupati H. Burhanuddin menegaskan pihaknya akan terus memantau perkembangan harga gabah di Bombana. Pemerintah daerah siap berkoordinasi dengan Bulog dan kementerian terkait agar harga gabah kembali sesuai HPP dan kesejahteraan petani terjaga. (red)